Komposisi
Tiap tablet mengandung captopril 12,5 mg.
Tiap tablet mengandung captopril 25 mg.
Tiap tablet mengandung captopril 50 mg.
Cara Kerja Obat
Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah angiotensin I. Enzim ini mencegah terjadinya perubahan-perubahan dari angiotensin I menjadi angiotensin II. Captopril dan metabolitnya diekskresi terutama melalui urine. Waktu paruh eliminasi captopril meningkat dengan menurunnya fungsi ginjal di mana kecepatan eliminasi berhubungan dengan bersihan creatinine.
Indikasi
Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi berat digunakan bila terapi standar tidak efektif atau tidak dapat digunakan.
Pengobatan gagal jantung kongesti, digunakan bersama dengan diuretik dan bila mungkin dengan digitalis.
Dosis
- Hipertensi ringan sampai sedang
Dosis awal 12,5 mg 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan 25 mg 2 kali sehari, yang dapat ditingkatkan selang 2-4 minggu, hingga diperoleh respons yang memuaskan. Dosis maksimum 50 mg 2 kali sehari.
Diuretik thiazide dapat ditambahkan jika belum diperoleh respons yang memuaskan. Dosis diuretik dapat ditingkatkan selang 1-2 minggu hingga diperoleh respons optimum atau dosis maksimum dicapai.
- Hipertensi berat
Dosis awal 12,5 mg 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap menjadi maksimum 50 mg 3 kali sehari.
Captopril harus digunakan bersama obat antihipertensi lain dengan dilakukan penyesuaian dosis. Dosis captopril jangan melebihi 150 mg.
- Gagal jantung
Captopril digunakan bila terapi dengan diuretik tidak memadai untuk mengontrol gejala-gejala.
Dosis awal 6,25 mg atau 12,5 mg dapat meminimalkan efek hipotensi sementara.
Dosis pemeliharaan 25 mg 2-3 kali, dapat ditingkatkan bertahap dengan selang paling sedikit 2 minggu. Dosis maksimum 150 mg sehari.
- Usia lanjut
Dianjurkan penggunaan dosis awal yang rendah, mengingat kemungkinan menurunnya fungsi ginjal atau organ lain pada penderita lanjut usia.
- Anak-anak
Dosis awal 0,3 mg/kg berat badan sampai maksimum 6 mg/kg berat badan per hari dalam 2-3 dosis, tergantung respons.
Peringatan dan Perhatian
- Neutropenia/agranulocytosis, thrombocytopenia, dan anemia dapat terjadi pada pengguna captopril. Termasuk pada penderita fungsi ginjal normal, walaupun jarang. Neutropenia ini muncul dalam 1-3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentikan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan risiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik.
Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis), pemberian captopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia.
- Hati-hati pada penderita dengan penyakit kardiovaskular yang mendapat terapi immunosuppressant, pengobatan dengan allopurinol atau procainamide, karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi serius. Terhadap pasien tersebut, perlu dilakukan hitung sel darah putih sebelum terapi, setiap 2 minggu pada 3 bulan pertama terapi dan selanjutnya secara berkala.
- Pemberian pada anak-anak masih belum diketahui keamanan dan efektivitasnya, sehingga obat ini hanya diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif untuk mengontrol tekanan darah.
- Pemakaian harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek hipotensif.
- Hati-hati diberikan pada penderita penyakit ginjal.
- Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala-gejala angioedema, seperti bengkak mulut, mata, bibir, lidah, laring, juga sukar menelan, sukar bernapas, dan serak. Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen kalium, diuretik hemat kalium, dan garam-garam kalium.
- Apabila pada pemakaian obat ini ternyata wanita itu hamil, maka pemberian obat harus dihentikan dengan segera. Pada kehamilan trimester II dan III dapat menimbulkan gangguan antara lain hipotensi, hipoplasia tengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversible atau irreversible, dan kematian.
- Juga dapat terjadi oligohydramnion, deformasi craniofacial, perkembangan paru hipoplasia, kelahiran prematur, perkembangan retardasi intrauterine, paten duktus arteriosus.
- Bayi dengan riwayat selama di dalam kandungan ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi, oligouria, dan hyperkalemia.
- Dapat terjadi sindrom nephrotic serta glomerulopathy membran pada penderita dengan hipertensi berat. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan pengobatan, maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urine sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama pengobatan.
Efek Samping
- Proteinuria, peningkatan ureum darah dan creatinine.
- Idiosinkrasi, rashes, terutama pruritus.
- Neutropenia, anemia, thrombocytopenia.
Kontraindikasi
- Penderita yang hipersensitif terhadap captopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien yang mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).
- Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.
- Gagal ginjal.
- Aortic stenosis.
Interaksi Obat
- Obat-obat immunosuppressant: dapat menyebabkan dyscrasia darah pada pengguna captopril dengan gagal ginjal.
- Suplemen kalium atau obat diuretik yang mengandung kalium: dapat terjadi peningkatan yang berarti pada serum kalium.
- Probenecid: dapat mengurangi bersihan ginjal dari captopril.
- Obat antiinflamasi nonsteroid: dapat mengurangi efektivitas antihipertensi.
- Obat diuretik: meningkatkan efek antihipertensi captopril.
- Captopril dilaporkan bekerja sinergis dengan vasodilator perifer seperti minoxidil.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30°C, terlindung dari cahaya.
Kemasan dan Nomor Registrasi
Captopril 12,5 mg tablet, kotak, 10 strip @ 10 tablet.
No. Reg. GKL9720916010C1
Captopril 25 mg tablet, kotak, 10 strip @ 10 tablet.
No. Reg. GKL9320916010A1
Captopril 50 mg tablet, kotak, 10 strip @ 10 tablet.
No. Reg. GKL9320916010B1
Diproduksi oleh: PT Indofarma, Bekasi – Indonesia.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
40468total visits,16visits today